Disusun Oleh: Kelompok 10 Tutor: Dr. Inda Astri Aryani, SP - KK
Disusun Oleh: Kelompok 10 Tutor: Dr. Inda Astri Aryani, SP - KK
ANGGOTA KELOMPOK
MUHAMMAD AGUNG WIJAKSANA 04111001009 RIZKY PERMATA SARI 04111001013 ASIFA RAMADHANI SEMBIRING 04111001022 PUTRI NILAM SARI 04111001025 MARY GISCA THERESSI 04111001036 FADHLI AUFAR KASYFI 04111001091 DIVA ZUNIAR RITONGA 04111001108 TRI NISDIAN WARDIAH
SKENARIO
Mrs. Cek Ela, a 30-year-old houswife, was admitted to emergency room in mental hospital (RSEB) Palembang with attempted suicide. She looked very depressed and sometimes cried without any particular reason. Her family mentioned that there were changes in her behavior since 2 years ago, she gradually became more and more withdrawn to herself and preferred to stay in her room all day long. One year ago she complained about hearing voices such as a conversation or sometimes the voice commenting on her, while the person didnt exist. Later on, the voice became more disturbing, commanding her to do something which was difficult or impossible to refuse. The last command forced her to hurt herself. The premorbid personality was schizoid and after the age of 20 years it was clear that her personality became more annoying especially to her family and also the neighbors. She became isolated and no social interaction at all. In the last one year, she became more deteriorated, lacked of self care and couldnt do house chores. Her speech was limited and the sentences were very disorganized. According to her family there was no stressor before these behavioral changes happened. In autoanamnesis the patient was very quiet, sometimes cried and difficult to answer the question. Her answers were in one or two words, not so clear and sometimes she refused to talk at all.
CONT
Summary of Psychiatric Examination : The psychopathologies of this patient are poor discriminative insight, command auditoric hallucination, autism, anxiety, and association disorder such as incoherence and hemmung. The conclusion is the reality testing ability of this patient is really disturbed. Additional Information : The patient has good marital history, no history of schizophrenia or affective disorders in the family, the level of intelligence is within the normal range, no stressor during the last 12 months and the GAF scale is around 40-31 at the moment of examination. Physical examination : no abnormality is found.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik Skizofren berdasarkan PPDGJ III
Gangguan
spesifik pada isi pikiran waham pengendalian: perasaan palsu bahwa kemauan, pikiraan, atau perasaan pasien dikendalikan oleh tenaga dari luar Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat inkoheren Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, Perubahan yang konsisten dan bermakna bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kriteria Diagnostik Skizofren berdasarkan PPDGJ III
Gangguan
spesifik pada isi pikiran waham pengendalian: perasaan palsu bahwa kemauan, pikiraan, atau perasaan pasien dikendalikan oleh tenaga dari luar Halusinasi berupa suara yang berkomentar tentang perilaku pasien Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak wajar serta sama sekali mustahil, Halusinasi yang menetap pada berbagai modalitas Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolasi) yang berakibat inkoheren Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan yang terhenti, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, Perubahan yang konsisten dan bermakna bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri (self absorbed
DD DAN WD
Skizofrenia Paranoid Skizofrenia Hebefrenik Gangguan Skizotipal Skizoafektif tipe depresif Adanya waham / halusinasi yang Sebagian besar pada fase Sewaktu-waktu ada halusinasi atau Adanya gejala skizofrenia dan
menonjol, berupa perintah dan premorbid pemalu dan senang waham yang bersifat sementara gangguan afektif yang bersamaauditorik. menyendiri dan biasanya tanpa provokator dari sama menonjol pada saat
luar.
bersamaan.
Gangguan afektif
Perilaku tidak bertanggung jawab Adanya riwayat skizofrenia pada perilaku dan tidak dapat diramalkan keluarga. insomnia, hilangnya nafsu
yang
retardasi,
enersi,
perubahan
berputar-putar, gangguan konsentrasi, perasaan bersalah, keputusasaan, dan ide2 bunuh diri
Gangguan afektif dan dorongan Hubungan sosial yang semakin Merasa kehendak memburu
pikirannya
sedang
Gangguan proses berfikir yang Kepercayaan yang bersifat aneh menonjol atau magis
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
F20 Skizofrenia F25.1 Gangguan Skizoafektif tipe depresif F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik F60.1 Gangguan kepribadian Skizoid Tidak ada Tidak ada GAF = 40-31 (saat pemeriksaan) beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi GAF = 20-11 (sebelum pemeriksaan) bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas berat dalam komunikasi dan
SCHIZOPHRENIA
Schizophrenia adalah gangguan mental atau sekelompok gangguan yang di tandai dengan kekacauan dalam bentuk dan isi pikiran dalam mood dalam perasaan dirinya dan hubungannya dengan dunia luar dan tingkah laku Etiologi Faktor genetic Faktor biokimia Faktor psikologis dan sosial
FASE SCHIZOPHRENIA
Fase prodromal
o
Fase prodromal ditandai dengan deteriorasi yang jelas dalam fungsi kehidupan seperti ; hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri.
Fase aktif gejala ditandai dengan munculnya gejalagejala skizofrenia secara jelas, seperti : katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek.
Fase residual terjadi setelah fase aktif gejala paling sedikit terdapat dua gejala dari kriteria A pada kriteria diagnosis skizofrenia yang bersifat mentap dan tidak disebabkan oleh gangguan afek atau gangguan
Fase Residual
o
PSIKOPATOLOGI
KELAINAN PERASAAN depresi yaitu suatu keadaan merendahnya suasana perasaan yang dirasakan sebagai suatu kesedihan atau kemurungan. (Dia terlihat sangat depresi dan kadang-kadang menangis tanpa ada alasan yang jelas) KELAINAN PERSEPSI SENSORIK Halusinasi pendengaran yaitu persepsi sensori pendengaran tanpa adanya stimulus luar.(Satu tahun yang lalu, dia mengeluh mendengar suara percakapan atau kadang-kadang suara yang mengomentari dirinya tetapi tidak ada orangnya) KELAINAN ARUS PIKIRAN Hemmung yaitu retardasi pikiran dimana pikiran melambat, baik inisiasi maupun pergerakan kemajuannya, dan jumlah ide/pikiran yang diucapkannya berkurang. (cara bicaranya terbatas, sulit untuk menjawab pertanyaan, jawabannya hanya satu atau dua kata) INKOHERENSI yatu kelainan progresi pikiran dimana ide yang berurutan diekspresikan tidak mempunyai urutan yang logik terjadi disorganisasi struktur kalimat sehingga tidak dapat dimengerti. (kalimatnya tidak terstruktur dan tidak jelas) KELAINAN BICARA Mutisme yaitu kehilangan bicara yang total atau membisu) (pasien sangat diam dan kadang-kadang menolak untuk berbicara sama sekali) KELAINAN BENTUK PIKIRAN Autis
TATALAKSANA
Farmakoterapi : Antipsikotik Atipikal (serotonin dan dopamin antagonis), cthiclopazine, risperidone, Fenotiazine : waham dan halusinansi hilang dalam 2-3 minggu. Sesudah gejala menghilang dosis dipertahankan beberapa bulan, jika serangan baru pertama kali. Obat lain : lithium, anticonvulsan, benzodiazepin. Apabila pemberian Farmako terapi gagal dapat dilakukan terapi biologi ECT
Psikoterapi : Terapi sosial/kerja: mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain. Memanipulasi lingkungan seperti keluarga agar pasien lebih berempati.
KOMPLIKASI
Pemakaian antipsikotik, menimbulkan penekanan terhadap hormon estrogen dan testosterone yang berguna untuk memproteksi tulang, sehingga mudah terjadi osteoporosis Keinginan atau usaha bunuh diri lagi. Perilaku merusak diri sendiri. Penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang, maupun obat yang diresepkan.
PROGNOSIS
Vitam : Dubia Fungsionam: Dubia ad malam
KESIMPULAN
Cek Ela, ibu rumah tangga berumur 30 tahun melakukan percobaan bunuh diri, dan terdapat gangguan afektif, asosiasi, dan gangguan perilaku et causa skizoafektif tipe depresif.
Halusinasi
Gangguan perilaku
Gangguan afektif
Gangguan asosiasi
Terima Kasih